Jumat, 05 Juli 2024
PENETAPAN HASIL PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN JDIH OLEH KEMENKUM & HAM RI TAHUN 2022 KATEGORI TERTINGGI EKA ACALAPATI : PPU (NILAI 80), BALIKPAPAN (NILAI 79) KUBAR (NILAI 76)     |    
Symposium Inovasi Pelayanan Public Tingkat Nasional 2015

PENAJAM, Bupati Penajam Paser Utara PPU, H. Yusran Aspar mengatakan, saat itu tepatnya di tahun 2002, PPU merupakan kabupaten baru yang segala bidang pembangunannya belum ada, salah satunya adalah insfrastruktur jalan yang dimiliki masih sangat terbatas. Padahal semua tau, sector ini merupakan paktor penentu bagi terwujudnya pembangunan suatu daerah.

Pada saat itu, kemudian dirinya bertepatan menjadi Pejabat (Pj) Bupati di Kabupaten PPU pertama. Langkah yang di tempuh adalah melalui perbaikan kesejahteraan seluruh masyarakat dengan berbagai program pembangunan yang dilaksanakan langsung bersentuhan dalam masyarakat. Ia sadar, saat itu PPU minim segala-galanya diberbagai sector pembangunannya, sehingga jika pembangunan tidak tepat, maka akan berdampak bagi percepatan pembangunan.

“Saat itu, salah satunya, kami berinisiatif melakukan program yang langsung bersentuhan dengan rakyat, yaitu dengan membuka perkebunan sawit rakyat. Kami menyediakan seluas 2 haktare per orang  kebun sawit kepada masing-masing petani atau kelompok tani di PPU dengan total lahan yang dibagikan mencapai 8000 haktare saat itu. Alhamdulillah kebun sawit tersebut terus berkembang, saat ini bahkan telah mencapai hingga 25000 haktare, “ungkap Yusran.

Demikian dikatakan Yusran Aspar saat menjadi pembicara pada gelar pameran dan symposium inovasi pelayanan public tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian PANRB, bersama Bupati dan Walikota yang merupakan juara dan finalis United Nation Public Service Award (UNPSA) 2015, TOP 99 kompetisi Inovasi  Pelayanan Publik 2015, Selasa, (16/6) di Jakarta.

“Nah saat ini sawi-sawit yang ada dari perkebunan mereka sebagian masih sulit diangkut. Karena masih rendahnya kualitas jalan-jalan pertanian hingga pedesaan di wilayah PPU. Latar belakang inilah yang menjadi alas an munculnya gagasan untuk membentuk UPTD PU kecamatan tersebut, “lanjut Yusran,

Selama ini lanjut Yusran, untuk membangun sebuah jalan atau failitas lainnya khususnya dipedesaan sangat lambat. Hal ini terkendala oleh lambatnya  birokrasi proses administrasi yang harus dilakukan masyarakat. Seperti melalui musrembang desa, proses lelang dan sebagainya, padahal kebutuhan masyarakat sangat mendesak. Dalam hal ini, bahkan masyarakat ada yang menunggu hingga 7 tahun lamanya.

“Dengan adanya UPTDPU tersebut, masyarakat atau kelompok masyarakat tinggal mengajukan permohonan kepada kecamatan. Selanjutnya camat memerintahkan UPTD PU untuk melakukan insvestigasi dilapangan, selanjutnya tinggal dikerjakan oleh UPTD yang memang telah dilengkapi dengan sejumlah alat berat seperti gleder, bomak, exapator dimasing-masing kecamatan, Alhamdulillah, dalam beberapa bulan saja, kita telah mampu membangun ratusan kilo jalan baru, perbaikan jalan, perbaikan draenase dan sebagainya, “jelasnya.

Dalam sesi Tanya jawab, sejumlah daerah di Indonesia juga mengaspresiasi UPTD PU gagasan Bupati PPU ini, bahkan sejumlah daerah mengungkapkan ingin dating dan belajar tentang UPTDPU ini di PPU. Sejumlah pertanyaanpun disampaikan kepada Yusran, seperti apakah tidak melanggar hukum, dasarnya,  hingga bagaimana sistim pengerjaannya.

Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk memperlihatkan dan mempromosikan inovasi pelayanan publik dari Kementerian, Lembaga, Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota  di seluruh tanah air dengan menghadirkan pembicara Guru Besar FISIP Universitas Indonesia Eko Prasojo, yang juga mantan Wakil Menteri PANRB.

Dalam kesempatan ini juga, para pembicara tersebut berbagi pengalaman inovasi pelayanan publik  yang telah mereka lakukan, dengan harapan bisa mendorong dilakukannya replikasi inovasi pelayanan publik di instansi atau daerah lain.

Dalam gelar pameran inovasi pelayanan publik, tercatat sebanyak 250 gerai ikut memeriahkan acara tersebut. Gerai-gerai tersebut diisi oleh juara dan finalis UNPSA 2015, Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik 2015, inovasi dari kabupaten/kota se-Indonesia, BUMN, swasta, para peserta juga melakukan simulasi inovasi pelayanan public . (Humas6)

Tautan