Jumat, 05 Juli 2024
PENETAPAN HASIL PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN JDIH OLEH KEMENKUM & HAM RI TAHUN 2022 KATEGORI TERTINGGI EKA ACALAPATI : PPU (NILAI 80), BALIKPAPAN (NILAI 79) KUBAR (NILAI 76)     |    
DKPP Ajak Warga Kelola Bank Sampah

PENAJAM, - Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), mendorong warga setempat untuk mengelola bank sampah, selain menjaga kebersihan juga sebagai upaya menambah penghasilan tambahan.

Demikian dikatakan Kepala DKPP PPU, Tita Deritayati disela-sela launcing Bank Sampah di Kelurahan Saloloang Kecamatan Penajam, Senin, (11/5) kemarin.

           "Kami terus mendorong masyarakat untuk mengelola bank sampah di wilayahnya masing-masing, karena hasilnya cukup lumayan sebagai penghasilan tambahan. Kami juga telah menyediakan buku tabungan khusus bagi warga yang menjual sampah melalui bank sampah itu. Dengan buku tabungan yang ada, masyarakat terserah kapan ingin mengambil tabungan hasil penjualan sampah tersebut, " kata Tita Deritayati.

Ia mengatakan DKPP juga terus berupaya menumbuhkan kesadaran warga untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengolah sampah dengan baik dilingkungan masing-masing.

            "Warga yang membuang sampah harus memperhatikan 3R, yakni `reuse` (penggunaan kembali), `reduce` (daur ulang) dan `recycle` atau mengurangi produksi. Cara pemilahan sampah ini seharusnya ditularkan ke seluruh warga atau minimal di lingkungan keluarga dan tempat kerjanya," katanya.

            Selama ini, tambah Tita, DKPP PPU, hanya mampu mengolah sampah sekitar 7.900 ton per tahun atau hanya 22 persen dari sampah yang dihasilkan masyarakat yang mencapai sekisar 35.000 ton per tahun.

"Sampah yang dihasilkan masyarakat yang diangkut petugas DKPP mencapai 35.000 ton per tahun dan yang mampu diolah sekitar 22 persennya, karena berbagai keterbatasan," ujarnya.


            DKPP PPU telah menyiapkan bank sampah sehingga sampah-sampah tersebut bisa didaur ulang menjadi barang yang dapat digunakan kembali atau dijual oleh masyarakat.

          Namun lanjutnya, karena bank sampah serta tenaga yang ada masih terbatas, sehingga DKPP hanya mampu mengolah 7.900 ton sampah per tahun. Jika sampah ini dikelola dengan baik, seperti sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah basah dapat dijadikan kompos itu bisa dijual dan hasilnya bisa ditabung.

Melalui bank sampah yang dikelola masyarakat sendiri, lanjutnya, secara otomatis dapat memberi penghasilan sampingan melalui sampah sekaligus kebersihan lingkungan tetap terjaga.  

Sementara ditemui sejumlah masyarakat saloloang  mengungkapkan senang dengan adanya bank sampah tersebut. Hal itu selain lingkungan mereka menjadi lebih bersih, bank sampah menjadi penghasilan tambahan bagi mereka.

“Selama ini sampah-sampah yang terdapat disepanjang pantai tanjung jumlai masih banyak diabaikan masyarakat. Dengan adanya bank sampah, pantai tanjung jumlai terlihat lebih bersih, “ungkapnya. (Humas6)

Tautan